Jamrud

Jumat, 30 Juli 2010

Intermediate accounting

KONSEP DASAR

1. Sebutkan definisi akuntansi ditinjau dari sudut pandang kegiatan jasa ?

Akuntansi adalah kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data kuantitaf, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari sutau keadaan.

2. Apakah tujuan laporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Consepts Nomor 1 ?

Tujuan laporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Consepts Nomor 1 dinyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyajiakn informasi yang :

a. Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya.

b. Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah , waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uang dimasa yang akan dating yang berasal dari deviden atau bunga dan dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan, atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-pinjaman.

c. Muenunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber ke perusahaan lain dan kepemilik perusahaan), dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumberdan klaim atas sumber-sumber tersebut.

3. Apakah tujuan laporan keuangan menurut IAI dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan ?

Tujuan laporan keuangan menurut IAI dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan adalah : Menyajikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

4. Jelaskan perbedaan pengertian laporan keuangan dan pelaporan keuangan !

Perbedaan pengertian laporan keuangan dan pelaporan keuangan yaitu : Pelaporan keuangan meliputi laporan keuangan dan cara-cara lain untuk melaporkan informasi. Dengan demikian, pelaporan keuangan mempunyai pengertian yang lebih luas dari laporan keuangan. Apabila laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas, maka dalam laporan keuangan termasuk juga prospectus permasalahan oleh manajemen dan berbagai pengungkapan informasi lainnya. Oleh sebab itu informasi keuangan tertentu akan lebih baik bila disajikan dalam laporan keuangan, tetapi informasi tertentu lainnya akan lebih baik bila dilaporkan dalam laporan lain. Walaupun demikian, laporan keuangan merupakan unsure utama pelaporan keuangan. Karenanya, maka tujuan laporan keuangan akan sama dengan tujuan pelaboran keuangan.

5. Jelaskan kualitas utama informasi akuntansi menurut Statement of Financial Accounting Consepts Nomor 2 ?

Kualitas utama informasi akuntansi adalah harus berguna untuk pengambilan keputusan. Agar dapat berguna, informasi itu harus mempunyai dua sifat utama, yaitu relevan dan dapat di percaya (reliability).

Agar informasi itu relevan, ada tiga sefat yang harus dipenuhi yaitu mempunyai nilai prediksi, mempunyai nilai umpan balik (feetback value), dan tepat waktu.

Informasi yang dapat dipercaya (reliability) mempunyai tiga sifat yaitu dapat diperiksa (verifiability), netral, dan menyajikan yang seharusnya.Disamping dua sifat utama relevan dan dapat dipercaya, informasi akuntansi juga mempunyai dua sifat sekunder dan interaktif yaitu dapat dibandingkan dan konsisten.

Keseluruhan sifat ini disajikan dalam bentuk informasi yang dapat dipahami karena walaupun seluruh sifat-sifat diatas dapat terpenuhi, tetapi tidak dapat dipahami maka tidak akan mencapai sasaran yang diharapkan.

Hirarki sifat informasi ini diukur dalam dua batasan.

Batasan yang bertama adalah manfaat harus lebih besar pada biaya.

Batasan yang kedua adalah bahwa sifat-sifat diatas hanya diperlukan pada informasi yang jumlahnya cukup berarti (material).


6. Jelaskan karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut IAI !

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu:

a. Dapat dipahami

Informasi yang berkualitas adalah informasi yang dengan mudah dan segera dapat memahami oleh pamakai. Pemakai informasi diasumsikan mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempunyai informasi dengan ketekunan yang wajar.

b. Relevan

Informasi mempunyai kualitas relevan bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai, yaitu dengan cara dapat berguna untuk mengevaluasi peristiva masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka masa lalu. Relevansi informasi bermanfaat dalam peramalan (tredictive) dan penegasan (confirmatory), yang keduanya derkaitan satu sama lain. Prediksi posisi keuangan dan dinerja masa depan serta hal lainnya seringkali didasarkan pada informasi posisi keuangan dan dinerja masa lalu.

c. Keandalan

Agar bermanfaat informasi harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya di sajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

Keandalan informasi dipengaruhi oleh :

1) Penyajian jujur

Agar dapat diandalkan informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

2) Substansi Mengungguli Bentuk

Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hokum.

3) Netral

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh pada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.

4) Pertimbangan Sehat

Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melalukan perkiraan dalam kondisi ketidakpasitan, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan. Misalnya pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan (provision) berlebihan, dan sengaja menetapkan aktiva atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tak netral, dan karena itu tidak mempunyai keualitas andal.

5) Kelengkapan

Agar dapat diandalkan informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dan batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (omission) mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dank arena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi revaluasi.

d. Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat mempertimbangkan laporan keuangan perusahaan antar periode utnuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan dinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relative. Oleh karenanya, pengukuran dan penyajian transaksi yang sama harus dilakukan secara konsisiten. Daya banding tidak berarti keseragaman, sehingga menghalangi penggunaan standar akuntansi yang lebih baik.


7. Sebutkan dan jelaskan asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi !

Asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi ada empat yaitu:

a. Kesatuan Usaha Khusus (Separate Entity/economic entity)

Dalam konsep ini, perusahaan dipandang sebagai suatu usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. Atau dengan kata lain perusahaan dianggap sebagai “unit akuntansi” yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain. Untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisah dari pemegang saham atau pemilik. Dengan anggapan seperti ini maka transaksi-transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi-transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua pencatatan dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi.

b. Kontinuitas Usaha (Going Consern/Continuity)

Konsep ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkaan tidak akan terjadi likuidasi dimasa yang akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwaakan tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak atau perjanjian-perjanjian.

Sebagai contoh: prosedur amortisasi dan depresiasi. Jdi bila tidak terdapat bukti yang cukup jelasbahwa suatu perusahaan akan berhenti usahanya maka kesatuan usaha itu harus dipandang akan hidup terus. Tetapi apabila terdapat bukti yang jelas bahwa suatu perusahaan itu umurnya terbatas, misalnya dalam hal joint ventures, maka anggapan kontinuitas usaha ini tidak lagi digunakan.

c. Penggunaan Unit Meneter dalam Pencatatan

Transaksi yang terjadi pada suatu perusahaan dapat dicatat dengan menggunakan ukuran fisik atau waktu, tetapi karena tidak semua transaksi itu bias menggunakan ukuran fisik yang sama, sehingga akan menimbulkan kesulitan-kesulitan di dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan.

Untuk mengatasi masalah ini maka semua transaksi-transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari Negara di mana perusahaan itu berdiri.

Pencatatan transaksi dengan menggunakan ukuran mata uang pada saat terjadinya suatu trasaksi disebut pencatatan yang didasarkan pada biaya historis. Dasar ini digunakan dengan suatu anggapan bahwa daya beli unit moneter yang dipakai adalah stabil dan perubahan-perubahan daya beli yang terjadi tidak akan mengakibatkan penyesuaian-penyesuaian. Tapi, jika terjadi perubahan daya beli yang mencolok (terutama dalam keadaan inflasi) maka laporan-laporan keuangan yang disusun dengan dasar biaya historis akan memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan keadaan, dan dengan demikian kegunaannya akan berkurang.

d. Periode waktu (Time-Period/Periodicity)

Laporan-laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya, agar berguna bagi manajemen dan kreditur. Oleh karena itu perlu dilakukan alokasi ke periode-periode untuk transaksi-transaksi yang mempengaruhi beberapa metode. Alokasi ini dilakukan dengan taksiran-taksiran.

Selisih antara jumlah-jumlah yang ditaksir dengan yang sesungguhnya terjadi jika tidak cukup berarti, akan diserap oleh periode berikutya. Tetapi jika selisih itu jumlahnya cukup berarti sehingga akan menyesatkan laporan keuangan periode berikutnyan maka akan dilakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan periode itu.

IAI (2002) menyatakan bahwa asumsi dasar dalam pencapaian tujuan laporan keuangan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha.

Dasar akrual adalah pencatatan transaksi pada saat terjadinya dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Bukan pada saat kas diterima atau di keluarkan.

8. Sebutkan dan jelaskan konsep (prinsip) dasar yang mendasari standar akuntansi !

a. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)

Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya.

Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang bersangkutan dalam transaksi.

Harga perolehan ini harus terjadi dalam transaksi diantara dua belah pihak yang bebas (arm’s length transaction). Harga perolehan inidapat terjadi pada seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang, modal atau transaksi lainnya.

b. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)

Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva)yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama satu periode tertentu.

Dasar yang digunkan untuk mengakui besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.

Besarnya pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa, yaitu pada saat ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima.

Tetapi ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan sehingga timpul beberapa ketentuan lain mengenai saat untuk mengakui pendapatan.

Pengecualian-pengecualian itu adalah pengakuan pendapatan pada saat produksi selesai, selama masa produksi dan pada saat kas diterima.

Pengakuan pendapatan pada saat produksi selsesai dapat digunakan dalam penambangan logam mulia seperti emas dan perak. Barang-barang seperti ini mempunyai pasar yang pasti dan harga yang pasti. Karena adanya kepastian tentang pendapatan walaupun belum terjadi penjualan, pendapatan dapat diakui pada saat produksi selesai

Pengakuan pendapatan selama masa produksi biasanya terjadi dalam kontrak pembangunan jangka panjang. Disini pendapatan diakui berdasarkan persentase penyelesaian dalam pekerjaan pembangunan walaupun belum terjadi serah terima. Dengan cara seperti ini pendapatan dapat diakui dalam periode-periode dimana pekerjaan pembangunan dikerjakan, dan tidak harus menunggu sampai seluruh pekerjaan selesai dan dilakukan serah terima.

Pengakuan pendapatan pada saat penerimaan uang dapat terjadi dalalm penjualan angsuran. Dalam transaksi penjualan seperti ini, kepastian tentang penerimaan seluruh harga jual adalah kecil karena lamanya waktu angsuran. Oleh karena kecilnya kepastian ini maka pendapatan diakui sebesar uang yang sudah diterima.

c. Prinsip Mempertemukan (Maching Principle)

Yang dimaksud dengan prinsip mempertemukan adalah mempertemukan biaya dan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode. Karena biaya ini harus dipertemukan dengan pendapatannya maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.

d. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)

Pimpinan perusahaan bertanggung jawab terhadap laporan keuangan yang disusunnya. Tujuan penyusunan laporan keuangan ini adalah untuk menunjukkan keadaan keuangan dan hasil kegiatan perusahaan dalam satu periode akuntansi.

Agar tujuan tersebut dapat tercapai, haruslah dipilih metode-metode atau prosedur-prosedur akuntansi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Selain dari itu laporan keuangan suatu perusahaan sering kali dibandingakan dengan laporan tahun sebelumnya dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan yang telah tercapai. Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterpkan secara konsisten dari tahun ke tahun, sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.

e. Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Dicslousure Principle)

Yang dimaksud dengan prinsip pengungkapan lengkap (full dicslousure principle) adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Karena informasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening tertentu.

Tidaklah mungkin untuk memasukkan semua informasi yang ada dalam kelaporan keuangan. Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam bentuk:

1) Catatan kaki (footnotes)

2) Dalam laporan keaungan, biasanya ditulis dalam kurung di bawah elemen yang bersangkutan, atau dengan memakai rekening-rekening tertentu

3) Sebagai lampiran-lampiran

9. Jelaskan jenis informasi yang diungkapkan lewat catatan kaki !

Keterangan tambahan dengan menggunakan catatan kaki (footnotes) biasanya karena tidak diinginkan untuk mengganggu laporan keuangan yang dibuat.

Catatan kaki ini digunakan utnuk menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

· Standar akuntansi yang digunakan

· Perubahan-perubahan, seperti perubahan dalam prinsip akuntansi, taksiran-taksiran, kesatuan usaha dan juga kalau ada koreksi-koreksi kesalahan. Catatan kaki ini juga menunjukkan perlakuan terhadap perubahan-perubahan tersebut, apakan dengan cara kumulatif, retroaktif dan lain-lain.

· Adanya kemungkinan timbulnya jugi atau laba bersyarat

· Informasi tentang modal perusahaan, seperti jumlah lembar saham dan lain-lain.

Kontrak-kontrak pembelian, kontrak-kontrak penting lainnya, adanya option atau warrant untuk saham dan lain-lain.

10. Jelaskan jenis informasi yang diungkapkan dengan cara catatan dalam kurung !

Keterangan tambahan yang ditunjukkan dalam laporan keuangan dengan cara catatan dalam kurung biasanya dibuat bila keterangan tersebut tidak terlalu panjang.

Penggunaan rekening sebagai informasi tambahan memerlukan proses pencatatan seperti transaksi-transaksi lainnya.cara ini biasanya digunakan untuk menunjukkan metode-metode atau prinsip-prinsip yang digunakan.

Misalnya: penentuan harga pokok persediaan menggunakan metode LIFO, metode ini biasanya ditunjukkan sebagai alat untuk menunjukkan adanya informasi tambahan digunakan untuk menunjukkan utang bersyarat seperti wesel yang didiskontokan dan lain-lain.

11. Jelaskan jenis informasi yang diungkapkan dengan cara sebagai lampiran-lampiran!

Keterangan tambahan yang dibuat sebagai lampiran laporan keuangan biasanya digunakan utnuk menunjukkan perhitungan-perhitungan detail yang mendukung suatu jumlah tertentu, atau menunjukkan informasi-informasi keuangan berdasar pada indeks harga (price level adjustment). Keterangan-keterangan dari pimpinan perusahaan mengenai usaha perusahaan dapat juga dibuat dengalm bentuk lampirang.

12. Jelaskan maksud materialitas !

Pada dasarnya akuntansi itu disusun diatas landasan teori yang akan diterapkan untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu cara tertentu. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya tidak semua transaksi diperlukan sesuai dengan teori, tetapi untuk transaksi-transaksi yang jumlahnya kecil dan tidak akan mempengaruhi pos-pos lain bisa diperlakukan menyimpang. Yang terjadi masalah adalah, berapakah jumlah yang dianggap cukup besar sehingga perlu dipertimbangkan ?

Untuk membuat batasan terhadap istilah cukup berarti, suatu laporan, fakta atau elemen dianggap cukup berarti jika karena adanya dan sifatnya akan mengetahui atau menyebabkan timbunya perbedaan dalam pengambilan suatu keputusan, dengan mempertimbangkan keadaan-keadaan lain yang ada.

Jadi apabila laporan keuangan, fakta atau elemen itu tidak mempengaruhi atau menyebabkan timbulnya perbedaan dalam bidang pengambilan keputusan, maka jumlahnya tidak cukup berarti.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms